Hubungan Pertumbuhan Penduduk Dengan Pekerjaan & Kemiskinan
Pengaruh pertumbuhan penduduk
terhadap kemiskinan
Indonesia merupakan sebuah Negara
kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil dengan luas tabah
kira-kira 2 juta km² dan jumlah penduduk yang ke empat terpadat di dunia
setelah China, India,dan Amerika.
Sebagaimana diketahui perubahan angka
pertumbuhan penduduk disebabkan oleh unsur-unsur :
1. Fertilitas
2. Mortalitas
3. Migrasi
Fertilitas
atau kelahiran merupakan salah satu faktor penambah jumlah pendudukdisamping
migrasi,jumlah kelahiran setiap tahun di Indonesia masih besar, jumlah bayi
yang lahir setelah tahun 2000 masih tetap banyak jumlahnya tiap-tiap tahun
jumlah kelahiran bayi di Indonesia mencapai sekitar 4,5 juta bayi. Dan juga
Dari pendataan Badan Statistic Indonesia ( BPS ) mendata bahwa tingkat
kemiskinan di Indonesia yaitu mencapai 30,02 juta orang (12,49 persen), turun
1,00 juta orang (0,84 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret
2010 yang sebesar 31,02 juta orang (13,33 persen). (sumber :http://www.bps.go.id/aboutus.php?nl=1&news=1&kategori=1&kl=1)
Mortalitas atau kematian merupakan
salah satu dari 3 faktor demogarafis selain fertilitas dan migrasi, yang dapat
mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk, factor social ekonomi seperti
pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan kesehatan lingkungan, serta kemiskinan
merupakan factor individu dan keluarga mempengaruhi mortalitas dalam
masyarakat.
Migrasi adalah merupakan gerak
perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain dengan tujuan untuk
menetap di daerah tujuan, migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang
relative permanen dari suatu daerah ke daerah lainnya (orangnya disebut
migran).
Pertumbuhan penduduk, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah, dan
sempitnya kesempatan kerja merupakan akar permasalahan
kemiskinan. Jadi aspek demografis mempunyai kaitan erat dengan masalah
kemiskinan yang dihadapi di Indonesia pada saat ini. Daerah miskin sering
ditinggalkan penduduknya untuk bermigrasi ke tempat lain dengan alasan mencari
kerja.
Banyak ide dan teori yang sudah
dipaparkan cendekiawan-cendekiawan terdahulu mengenai hubungan antara
pertumbuhan penduduk dan kemiskinan. Salah satunya adalah Malthus. Malthus
meyakini jika pertumbuhan penduduk tidak dikendalikan maka suatu saat nanti sumber
daya alam akan habis. Sehingga muncul wabah penyakit, kelaparan, dan berbagai
macam penderitaan manusia.
Philip Hauser menganggap kemiskinan tercipta
dari tidak optimalnya tenaga kerjadalam bekerja dikarenakan adanya
ketidakcocokan antara pendidikan dan pekerjaan yang ditekuni. Hal ini
disebabkan oleh tingginya jumlah penduduk yang masuk ke pasar kerja sehingga
memaksa pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan secepat-cepatnya walaupun
tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya akibat ketatnya persaingan
dalam mencari kerja.
Kedua pemaparan ahli tersebut
bermuara ke satu arah yakni jumlah penduduk yang besar sebagai penyebab
timbulnya kemiskinan, Tinggi rendahnya jumlah penduduk dipengaruhi oleh proses
demografi yakni; kelahiran, kematian, dan migrasi. Tingkat kelahiran yang
tinggi sudah barang tentu akan meningkatkan tingkat pertumbuhan penduduk. Namun
demikian, tingkat kelahiran yang tinggi di Indonesia kebanyakan berasal dari
kategori penduduk golongan miskin. Sampai-sampai ada idiom yang menyebutkan
bahwa ”tidak ada yang bertambah dari keluarga miskin kecuali anak”.
Selain meningkatkan beban tanggungan
keluarga, anak yang tinggal di keluarga miskin sangat terancam kondisi
kesehatannya akibat buruknya kondisi lingkungan tempat tinggal dan ketidakmampuan
keluarga untuk mengakses sarana kesehatan jika anak mengalami sakit. Hal yang
sama juga dialami ibu hamil dari keluarga miskin. Buruknya gizi yang diperoleh
semasa kehamilan memperbesar resiko bayi yang dilahirkan tidak lahir normal
maupun ancaman kematian ibu saat persalinan. Maka dari itu infant mortality
rate (tingkat kematian bayi) dan maternal mortality rate (tingkat kematian ibu)
di golongan keluarga miskin cukup besar. Tingkat kematian merupakan indikator
baik atau buruknya layanan kesehatan di suatu negara. Tingkat kematian penduduk
di negara berkembang, termasuk Indonesia, masih didominasi golongan penduduk
miskin.
Masalah migrasi juga memicu pertambahan penduduk
secara regional. Salah satu contohnya adalah kasus Pulau Jawa. Pulau Jawa
luasnya hanya 7 persen dari total luas wilayah nasional namun penduduk yang
berdiam di Jawa adalah 60 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.
Kesenjangan antar pulau ini menyebabkan munculnya kemiskinan baik di
pulau-pulau luar yang tidak berkembang maupun di Pulau Jawa sebagai akibat
ketidakmampuan mayoritas penduduk mendatang maupun lokal yang kalah bersaing
dalam mendapatkan penghidupan yang layak.
Dampak Negatif Pertumbuhan Penduduk
Lainnya:
Lahan tempat tinggal dan bercocok
tanam berkurang
semakin banyaknya polusi dan limbah
yang berasal dari rumah tangga, pabrik, perusahaan, industri, peternakan, dll
Angka pengangguran meningkat
Angka kesehatan masyarakat menurun
Angka kemiskinan meningkat
Pembangunan daerah semakin dituntut
banyak
Ketersediaan pangan sulit
Pemerintah harus membuat kebijakan
yang rumit
Angka kecukupan gizi memburuk
Muncul wanah penyakit baru
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk
mengimbangi pertambahan jumlah penduduk :
Penambahan dan penciptaan lapangan
kerja dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya
kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan
meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang
kependudukan.
Meningkatkan kesadaran dan
pendidikan kependudukan. Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari laju
pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan masyarakat umum secara
sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.
Mengurangi kepadatan penduduk dengan
program transmigrasi
Dengan menyebar penduduk pada
daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu menekan
laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah
lapangan pekerjaan yang tersedia.
Meningkatkan produksi dan pencarian
sumber makanan
Hal ini untuk mengimbangi jangan
sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap
daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan
dengan daerah lainnya.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk
menekan pesatnya pertumbuhan penduduk :
Menggalakkan program KB atau
Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum
dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran.
Menunda masa perkawinan agar dapat
mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.
Kesimpulannya adalah bahwa
pertumbuhan penduduk berkaitan dengan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat.
Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas,
mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga
dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program
untuk dapat mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat yang tepat sasaran.
Sumber :
wikipedia
0 komentar:
Posting Komentar